Oleh : Yunita
Widyastuti, S.Pd.
Seorang
gadis kecil baru saja pulang dari sekolah setelah mengikuti kursus menari.
Gadis kecil itu menelpon ayahnya dan meminta ayahnya untuk segera menjemputnya.
"Ayah, aku sudah pulang. Jemput aku ya, Yah."
"Iya sayang, ayah masih kerja. Tunggu 1 jam lagi."
Sebenarnya pukul 5 sore ayahnya sudah pulang namun lebih memilih untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya. Handphone ayah berbunyi berkali-kali dan dirasa sangat mengganggu, sampai pada akhirnya di matikan.
4 jam telah berlalu dan ayah bergegas untuk menjemput anaknya. Ketika sampai di depan sekolah, ayah tidak menemukan anaknya. Dia berpikir bahwa anaknya telah pulang.
Ketika sampai di rumah, ayah melihat banyak orang keluar masuk rumahnya mengenakan pakaian hitam. Ternyata anaknya telah meninggal. Tiba-tiba istrinya membentak, "Kemana saja kamu? Anak kita menunggumu sampai malam dan tidak mau aku jemput. Dia dirampok dan perampok itu membunuhnya!"
Ayah sangat terkejut dan mencoba untuk menyalakan handphonenya. Dia membaca semua sms yang telah masuk dari anaknya tersebut. Ada banyak sms yang telah ia abaikan.
Pukul 18.00 "Ayah masih lama?"
Pukul 19.00 "Yah, aku masih menunggu di depan sekolah."
Pukul 20.00 "Di sini gelap sekali Yah. Cepat jemput aku."
Pukul 20.30 "Yah, ada seorang pria mendekatiku. Aku sangat takut."
Pukul 21.00 "Ayah, tolong aku!"
Ayah hanya bisa menangis telah mengabaikan permintaan anaknya, terlebih lagi ketika dia mengetahui bahwa anaknya sengaja menunggu hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
Terkadang kita sering mengabaikan orang-orang terdekat kita. Kita lebih memilih untuk kesenangan diri kita secara pribadi. Kita baru akan kecewa ketika kita telah kehilangan untuk selamanya.
Jangan biarkan penyesalan itu datang terlambat. Mulailah untuk memperbaiki hubungan kita dengan orang-orang terdekat kita. Buatlah mereka bahagia sebelum pada akhirnya kita akan kehilangan mereka. Cintailah mereka dengan sepenuh hati seperti Yesus yang telah setia menyayangi kita.
Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.
Amsal 8:33
"Ayah, aku sudah pulang. Jemput aku ya, Yah."
"Iya sayang, ayah masih kerja. Tunggu 1 jam lagi."
Sebenarnya pukul 5 sore ayahnya sudah pulang namun lebih memilih untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya. Handphone ayah berbunyi berkali-kali dan dirasa sangat mengganggu, sampai pada akhirnya di matikan.
4 jam telah berlalu dan ayah bergegas untuk menjemput anaknya. Ketika sampai di depan sekolah, ayah tidak menemukan anaknya. Dia berpikir bahwa anaknya telah pulang.
Ketika sampai di rumah, ayah melihat banyak orang keluar masuk rumahnya mengenakan pakaian hitam. Ternyata anaknya telah meninggal. Tiba-tiba istrinya membentak, "Kemana saja kamu? Anak kita menunggumu sampai malam dan tidak mau aku jemput. Dia dirampok dan perampok itu membunuhnya!"
Ayah sangat terkejut dan mencoba untuk menyalakan handphonenya. Dia membaca semua sms yang telah masuk dari anaknya tersebut. Ada banyak sms yang telah ia abaikan.
Pukul 18.00 "Ayah masih lama?"
Pukul 19.00 "Yah, aku masih menunggu di depan sekolah."
Pukul 20.00 "Di sini gelap sekali Yah. Cepat jemput aku."
Pukul 20.30 "Yah, ada seorang pria mendekatiku. Aku sangat takut."
Pukul 21.00 "Ayah, tolong aku!"
Ayah hanya bisa menangis telah mengabaikan permintaan anaknya, terlebih lagi ketika dia mengetahui bahwa anaknya sengaja menunggu hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
Terkadang kita sering mengabaikan orang-orang terdekat kita. Kita lebih memilih untuk kesenangan diri kita secara pribadi. Kita baru akan kecewa ketika kita telah kehilangan untuk selamanya.
Jangan biarkan penyesalan itu datang terlambat. Mulailah untuk memperbaiki hubungan kita dengan orang-orang terdekat kita. Buatlah mereka bahagia sebelum pada akhirnya kita akan kehilangan mereka. Cintailah mereka dengan sepenuh hati seperti Yesus yang telah setia menyayangi kita.
Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.
Amsal 8:33
0 komentar:
Posting Komentar